Minggu, 16 Januari 2011

Enam gerhana akan terjadi di 2011

 Heri Juanda/Fotokita.net
 
Empat gerhana matahari sebagian dan dua gerhana bulan total akan terjadi di 2011. Kombinasi empat dan dua gerhana dalam satu tahun ini adalah peristiwa yang jarang terjadi.

Gerhana matahari sebagian pada 2011 akan terjadi pada 4 Januari, 1 Juni, 1 Juli, dan 25 November. Sedangkan gerhana bulan total akan terjadi pada 15 Juni dan 10 Desember. Kombinasi empat gerhana matahari dan dua gerhana bulan dalam setahun hanya akan terjadi enam kali sepanjang abad ke-21, yakni pada tahun 2011, 2029, 2047, 2065, 2076, dan 2094.

Sayangnya, seluruh gerhana matahari tidak akan dapat dilihat dari Indonesia. Tapi, dua gerhana bulan total akan dapat diamati di Nusantara. Seluruh fase gerhana bulan total Juni akan dapat diamati di Indonesia bagian barat, sementara wilayah Indonesia lainnya mengalami gerhana bulan sebagian. Pada penghujung tahun 2011, seluruh fase gerhana bulan total akan dapat diamati dari Sabang hingga Merauke.

Gerhana terdekat, yakni gerhana matahari sebagian pada 4 Januari, akan dapat diamati di sebagian besar wilayah Eropa, Afrika utara, dan Asia Tengah. Di kota-kota Eropa seperti Madrid, Paris, London, dan Copenhagen, akan menjadi lokasi terbaik jepretan foto gerhana sebagian, saat matahari baru terbit.

Puncak gerhana matahari sebagian ini akan terjadi pada 08:50:35 waktu universal (UT) dan lokasi terbaik adalah di wilayah utara Swedia. Warga di Kairo, Jerusalem, Istanbul, dan Teheran juga akan mendapati gerhana matahari sebagian dengan magnitud besar.

Pemandangan indah gerhana matahari sebagian menjelang surya tenggelam akan dapat diamati di kawasan tengah Rusia, Kazakhstan, Mongolia, dan kawasan barat laut China. Gerhana matahari sebagian resmi berakhir saat penumbra meninggalkan bumi pada 11:00:54 UT.

Sumber data: NASA


NASA temukan planet terkecil di luar tata surya

Nasa menemukan planet terkecil di luar tata surya. Ukurannya 1,4 kali ukuran Bumi. 
 

Planet yang diumumkan Senin(10/1) tersebut diberi nama Kepler 10-b, sesuai nama teleskop yang digunakan untuk menemukannya.

Penemuan planet ini adalah hasil pengumpulan data dari teleskop ruang angkasa sejak Mei 2009 hingga awal Januari 2010. Natalie Batalha, ilmuwan NASA yang menemukan planet tersebut, mengungkapkan bahwa Kepler merupakan planet berbatu, sama seperti bumi. "Berbeda dengan beberapa jenis planet lain yang terdiri atas massa gas," kata Batalha.

Ukuran Kepler 10-b tergolong terkecil sebab hanya 1,4 kali ukuran bumi. Sementara itu, massa planet ini sekitar 4,5 kali massa bumi. Sejauh ini, belum pernah ditemukan planet mirip bumi di luar tata surya yang berukuran sekecil ini.

Meski mirip dengan bumi karena terdiri atas batuan, suhu planet ini terlalu panas untuk mendukung kehidupan. Salah satu sisinya bersuhu 2700 derajat Fahrenheit. Menurut pendapat ilmuwan, suhu panas ini disebabkan jarak Kepler 10-b dan bintangnya 20 kali lebih dekat dibandingkan jarak Merkurius-Matahari.

umber: Kompas.com


2011, tahun pembuktian teori 'partikel Tuhan'

Para ilmuwan optimis akan berhasil menemukan "partikel Tuhan" pada tahun 2011.

Peneliti yang bekerja di European Laboratory for Particle Physics di Jenewa, Christoph Rembser, menyatakan keyakinannya tersebut. 'Partikel Tuhan' telah diteliti kemungkinan keberadaannya semenjak 1964. Namun hingga kini belum ada ilmuwan yang dapat mendeteksinya.

Partikel ini amat mendasar. Partikel inilah, yang menurut para ilmuwan, membentuk jagat raya. Menurut perkiraan, partikel berukuran besar, bahkan melebihi besar partikel-partikel yang pernah ada. 'Partikel Tuhan' diduga kuat dapat memberikan massa kepada partikel-partikel lainnya sehingga partikel ini pun penting dalam sains.

Meski demikian, para ilmuwan masih gamang dalam memastikan sebesar apa partikel itu, bila itu benar ada. Yang jelas penelitian ini juga menjadi salah satu pekerjaan rumah teratas bagi mereka, setelah sekian lama.
"Paling tidak kami sudah memiliki persiapan cukup, akselerator dan detektor, segalanya telah diatur untuk mengukur dan mengamati," ujar Rembser. "Hanya sekarang tinggal menunggu apakah alam merestui kami (untuk menemukan)."

Sumber: Live Science


Kaca metalik: material baru paling kuat sekaligus paling keras


Para ilmuwan di California, Amerika Serikat, membuat kaca metalik yang memiliki kombinasi kekuatan dan kekerasan yang lebih hebat daripada materi-materi yang ada saat ini.

Material baru ini punya struktur kimia yang menetralkan kerapuhan kaca dan mempertahankan kekuatan. Kacanya tidak terlalu padat dan lebih ringan daripada baja. Beratnya sebanding dengan berat alumunium atau campuran titanium.

Ilmuwan material dari Lawrence Berkeley National Laboratory Robert O. Ritchie mengatakan kalau material ini mungkin adalah kombinasi terbaik antara kekuatan dan ketahanan. Ritchie mengakui kalau material baru ini bukan yang terkuat. "Tapi kombinasi terbaik antara kekuatan dan kekerasan," kata Ritchie. Artinya, ada materi yang lebih keras, tapi kalah kuat. Ada juga materi yang lebih kuat, tapi kalah keras oleh material ini.

Penelitian terhadap gelas metalik ini sudah beberapa tahun dilakukan oleh peneliti di California Institute of Technology (Caltech). Penelitian dipimpin oleh Marios D. Demetriou.

Pada penelitian yang terdahulu, Demetriou dan timnya melibatkan proses pengkristalan. Akan tetapi pada gelas metalik ini, tidak ada proses pengkristalan, hanya campuran mikro antara paladium, silikon, germanium, dan perak. "Setiap elemen mengkristal secara efektif saat berdiri sendiri. Ketika dicampurkan, material jadi bingung, tidak tahu cara untuk mengkristal. Prosesnya jadi lambat," jelas Ritchie.

Caltech masih akan mencoba resep lain. Saat ini, gelas metalik masih mahal dan sulit dibuat karena mengandung lima jenis metal serta butuh proses pendinginan. Jadi, penggunaan gelas metalik ini dalam produk masih butuh waktu lama. Material seperti ini dapat digunakan untuk pembangunan jembatan, pembuatan perahu, pesawat, serta material untuk mesin industri. 

Sumber: Popsci