Horseless Carriage, mobil matik pertama. (Detroit News) |
Walau baru merebak belakangan ini, mobil matik sebenarnya sudah diciptakan lebih dari 100 tahun lalu. Adalah Sturtevant bersaudara yang membuat proyek ini pada 1904.
Sturtevant membangun Horseless Carriage, dengan transmisi otomatis dua percepatan yang mampu berpindah sendiri. Ini kemudian menjadi nenek moyangnya mobil matik di dunia.
Cara kerjanya sederhana. Ketika putaran mesin meningkat, gaya sentrifugal dari flywheel akan mendorong mekanisme transmisi masuk ke gigi lebih tinggi. Kemudian ketika putaran mesin merendah, mekanisme pegas akan mengembalikan gigi ke posisi rendah. Pada zaman itu, penemuan transmisi otomatis ini sangat spektakuler namun kurang dihargai.
Namun siapa sangka, dari penemuan sederhana ini transmisi otomatis mengalami kemajuan sangat pesat. Melalui komputer canggih, transmisi otomatis sudah mampu mengalahkan kemampuan manusia dalam akurasi perpindahan gigi.
Beberapa tahun kemudian, salah satunya Ford yang mengembangkan penemuan ini dengan memproduksi Ford Model T. Mobil yang sangat populer saat itu memakai 2-Speed.
Kelemahan transmisi matik kala itu mobil tak bisa berhenti saat gigi dalam posisi maju. Harus netral. Saat start, mobil juga langsung melompat.
Baru pada 1930 Chrysler mengembangkan sistem kopling fluida untuk menjawab masalah ini. Sistem fluida di transmisi membuat mobil bergerak lebih halus, terutama saat setelah berhenti.
Teknologi ini terus berkembang. Pada 1940, Cadillac dan Oldsmobile mengembangkan teknologi Dinamai Hydra-Matic. Ini merupakan pertama kalinya transmisi matik menggunakan fluida yang gigi-gigi digerakkan secara hidroik.
Dengan mengusung empat tingkat percepatan, pabrikan mobil Amerika Serikat, GM, menjual teknologi ini ke Eropa, seperti Bentley dan Rolls-Royce. (Detroit News, Autoevolution, dan berbagai sumber)
Sturtevant membangun Horseless Carriage, dengan transmisi otomatis dua percepatan yang mampu berpindah sendiri. Ini kemudian menjadi nenek moyangnya mobil matik di dunia.
Cara kerjanya sederhana. Ketika putaran mesin meningkat, gaya sentrifugal dari flywheel akan mendorong mekanisme transmisi masuk ke gigi lebih tinggi. Kemudian ketika putaran mesin merendah, mekanisme pegas akan mengembalikan gigi ke posisi rendah. Pada zaman itu, penemuan transmisi otomatis ini sangat spektakuler namun kurang dihargai.
Namun siapa sangka, dari penemuan sederhana ini transmisi otomatis mengalami kemajuan sangat pesat. Melalui komputer canggih, transmisi otomatis sudah mampu mengalahkan kemampuan manusia dalam akurasi perpindahan gigi.
Beberapa tahun kemudian, salah satunya Ford yang mengembangkan penemuan ini dengan memproduksi Ford Model T. Mobil yang sangat populer saat itu memakai 2-Speed.
Kelemahan transmisi matik kala itu mobil tak bisa berhenti saat gigi dalam posisi maju. Harus netral. Saat start, mobil juga langsung melompat.
Baru pada 1930 Chrysler mengembangkan sistem kopling fluida untuk menjawab masalah ini. Sistem fluida di transmisi membuat mobil bergerak lebih halus, terutama saat setelah berhenti.
Teknologi ini terus berkembang. Pada 1940, Cadillac dan Oldsmobile mengembangkan teknologi Dinamai Hydra-Matic. Ini merupakan pertama kalinya transmisi matik menggunakan fluida yang gigi-gigi digerakkan secara hidroik.
Dengan mengusung empat tingkat percepatan, pabrikan mobil Amerika Serikat, GM, menjual teknologi ini ke Eropa, seperti Bentley dan Rolls-Royce. (Detroit News, Autoevolution, dan berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar