Rabu, 24 November 2010

Pasokan Pembangkit EBT Akan Capai 18 Persen

PT PLN (Persero) menargetkan total pasokan listrik dari pembangkit yang menggunakan bahan bakar energi terbarukan (EBT) mencapai 18 persen pada 2019. Kadiv Energi Baru Terbarukan PLN M Sofyan mengatakan, saat ini daya listrik yang berasal dari pengembangan panas bumi (geotermal) baru mencapai 1.179 megawatt (MW). 

 "Selain pemanfaatan panas bumi, pasokan listrik yang bersumber dari energi terbarukan juga berasal dari tenaga hidro dan angin," kata Sofyan dalam roundtable discussion bertajuk "Sinkronisasi Produsen dan Pembeli Listrik Panas Bumi" di Jakarta, Selasa (23/11). 

Menurut dia, dalam waktu dekat ini, PLN juga sedang memprosesikan pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Rencananya akan mulai beroperasi pada Desember dan awal 2011. Saat ini tengah dilakukan pemasangan di beberapa pulau wisata, di antaranya di Gili Terawangan, Wakotobi, Raja Ampat, dan Bunaken yang memiliki total sekitar 1 MW. 

Selain itu, PLN juga akan melaksanakan pembangunan PLTS di pulau terluar dan pulau-pulau bagian Indonesia timur. "Nanti akan dibangun untuk daerah Miangas yang berbatasan dengan Filipina. Ada juga di daerah Kaltim. Dan, nantinya akan dibangun juga PLTS di daerah Indonesia timur," ujarnya.

 Pada kesempatan yang sama, Direktur Rencana dan pengembangan PT Pertamina Gheothermal Energy (PGE) Zainal Ilmie Bachrun mengatakan, PGE saat ini tengah mengembangkan potensi energi panas bumi sebesar 765 MW. Proyek ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang pengembangan panas bumi hingga 1.342 MW pada 2014. 

Namun, dia mengatakan, pihaknya masih terkendala sejumlah masalah perizinan. "Saat ini perlu dilakukan pendekatan dan sosialisasi mengenai proyek pengembangan panas bumi kepada pemerintah daerah terkait terutama," tuturnya. 

Proyek pengembangan tersebut terdapat di Ulubelu I dan II (110 MW), Lumut Balai I dan II (110 MW), Lahendong 4 (20 MW), Lahendong 5 dan 6 (40 MW), Hulu Lais I dan II (110 MW), Kotamobagu 1 dan II (40 MW), Sungai Penuh I (55 MW), Karaha I (30 MW), Kamojang 5 (30 MW), Ulubelu 3 dan 4 (110 MW), serta Lumut Balai 3 dan 4 (110 MW). 

Hal ini, lanjut dia, nantinya akan mendorong progres rencana kerja pengembangan panas bumi, terutama dalam rangka mendukung program percepatan proyek 10.000 MW II yang dicanangkan oleh pemerintah. Di samping itu, masih ada 307 MW yang dalam tahap pengembangan dan pengkajian.

Sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=266855


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More