Konsep pengembangan materi bodi mobil yang juga berfungsi sebagai baterai |
Baterai yang menyimpan energi ketika mobil direm atau ketika dicolokkan ke stop kontak listrik di rumah atau tempat pengisian lainnya (charger). Ide yang hebat!
Menurut para ahli Volvo Cars di Swedia, ide tersebut bisa saja menjadi kenyataan. Pasalnya, para ahli dan insinyur mereka saat ini memang sedang melalukan tes mengkaji visi tersebut untuk diwujudkan. Dijelaskan, Volvo merupakan satu dari sembilan peserta dalam proyek pengembangan materi ini dengan melibatkan para ahli lintas negara atau internasional.
Ide itu muncul karena pengembangan mobil hibrida dan listrik menghadapi tantangan berat pada baterai. Saat ini, baterai yang digunakan terlalu besar dan berat. Akibatnya, bobot mobil bertambah dan menyebabkan efisiensi kurang.
Untuk itu, pada awal tahun ini, Imperial College di London bersama 9 perusahaan Eropa dan lembaga lainnya membentuk proyek pengembangan materi baru tersebut. Untuk perusahaan otomotif, hanya Volvo yang dilibatkan.
Dijelaskan pula, proyek ini mendapatkan bantuan 3,5 juta euro dari Uni Eropa. Targetnya, mengembangkan campuran serat karbon komposit dengan resin polimer. Materi ini nantinya bisa menyimpan dan menghasilkan energi lebih cepat dibandingkan baterai konvensional.
Pada saat yang sama, sifat lain yang dikembangkan terhadap materi ini adalah bahan tersebut harus sangat kuat dan lentur agar bisa dibentuk menjadi panel bodi mobil. Berdasarkan perhitungan dari para ahli yang terlibat, panel dengan materi baru tersebut akan mengurangi bobot mobil 15 persen.
HP dan laptop
Awalnya, ide tersebut muncul untuk menggunakan tempat ban serep yang kosong buat baterai. “Ruang yang relatif besar tersebut bisa dimanfaatkan untuk menempatkan baterai, tetapi ternyata masih kurang untuk memperoleh energi yang lebih besar. Kalau cuma untuk mematikan-menghidupkan mesin saat mobil tidak jalan, misalnya saat menunggu lampu kembali hijau, pemanfaatan ruang ban serep untuk baterai cukup,” papar Per-Ivar Sellergren, insinyur pengembangan pada Volvo Cars Material Centre.
Awalnya, ide tersebut muncul untuk menggunakan tempat ban serep yang kosong buat baterai. “Ruang yang relatif besar tersebut bisa dimanfaatkan untuk menempatkan baterai, tetapi ternyata masih kurang untuk memperoleh energi yang lebih besar. Kalau cuma untuk mematikan-menghidupkan mesin saat mobil tidak jalan, misalnya saat menunggu lampu kembali hijau, pemanfaatan ruang ban serep untuk baterai cukup,” papar Per-Ivar Sellergren, insinyur pengembangan pada Volvo Cars Material Centre.
Dijelaskan pula, target Volvo berpartisipasi dalam proyek ini adalah untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan materi yang dikembangkan tersebut. “Kami ingin berbagi pengalaman teknologi yang akan disatukan di masa yang akan datang. Kami bisa menyumbangkan ide-ide keuntungan dan kekurangan dalam bentuk biaya dan kemudahan penggunaannya,” lanjut Per-Ivar.
Ditambahkan, “Hampir setiap hari saya membaca bahwa ide-ide tentang teknologi ini dapat digunakan atau terus dikembangkan. Potensinya sangat luar biasa dan banyak orang tertarik.”
Jika proyek ini sukses, maka lingkup penggunaannya sangat luas. Misalnya, telepon selular akan menjadi lebih tipis seperti kartu kredit dan laptop juga semakin enteng.
sumber : kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar