"Orang-orang yang berhasil di dunia ini adalah orang-orang yang bangkit dan mencari keadaan yang mereka inginkan, dan jika tak menemukannya, mereka akan membuatnya sendiri" --George Bernard Shaw
Dalam paradigma "lama" (dalam arti yang paling banyak atau dominan), untuk menjadi sukses orang harus dikuasai oleh "roh memiliki." Bila Anda ingin berhasil dalam mendapatkan pekerjaan atau promosi jabatan, misalnya, Anda "harus" memiliki gelar kesarjanaan, memiliki kemampuan berbahasa Inggris, memiliki keterampilan mengoperasikan komputer, memiliki koneksi, memiliki uang untuk menyogok petugas yang menyeleksi, memiliki katabelece atau surat sakti, dan seterusnya. Tanpa "roh memiliki" Anda "tidak mungkin" mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan.
Akibatnya, "roh memiliki" sangat kuat mengakar dalam budaya kita. Tanpa memiliki hal-hal tersebut, orang kehilangan keyakinannya untuk berhasil dalam kehidupan. Dan orang yang kehilangan keyakinan, pada hemat saya, telah kehilangan jati dirinya sendiri. Ia menjadi kelompok marginal, yang dipandang sebelah mata dan tidak diperlakukan sebagai manusia. "Roh memiliki" telah menyesatkan banyak orang.
Paradigma "baru" yang saya coba tawarkan menolak tegas hal tersebut. Untuk berhasil mencapai keinginannya, orang tidak harus memiliki lebih dulu. Tanpa gelar kesarjanaan, tanpa kemampuan berbahasa Inggris, tanpa koneksi, tanpa katabelece, tanpa uang sogok, dan tanpa keterampilan komputer, orang masih dimungkinkan untuk berhasil. Yang diperlukan adalah membangkitkan "roh keberhasilan" dalam diri kita.
"Roh keberhasilan" ini bersumber pada realitas kebenaran, fakta, dan sejarah manusia itu sendiri. Orang-orang yang berhasil ternyata meraih keberhasilannya lewat sebuah proses belajar yang tidak dikuasai oleh "roh memiliki". Lewat proses tersebut ia bertemu dengan "roh keberhasilan" sehingga mampu mendefinisikan makna sukses bagi dirinya. Dan dengan membangkitkan "roh keberhasilan" itu ia membuat keputusan-keputusan dan komitmen untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan keyakinannya sendiri yang, kadang kala, berbeda bahkan bertentangan dengan pandangan umum. (Andrias Harefa)
Untuk Direnungkan:
- Apa makna sukses bagi Anda?
- Paradigma mana yang menguasai Anda selama ini?
- Jikalau Anda masih dikuasai oleh "roh memiliki", punyakah Anda tekad untuk membebaskan diri dari belenggu itu dan membangkitkan "roh keberhasilan"?
Dalam paradigma "lama" (dalam arti yang paling banyak atau dominan), untuk menjadi sukses orang harus dikuasai oleh "roh memiliki." Bila Anda ingin berhasil dalam mendapatkan pekerjaan atau promosi jabatan, misalnya, Anda "harus" memiliki gelar kesarjanaan, memiliki kemampuan berbahasa Inggris, memiliki keterampilan mengoperasikan komputer, memiliki koneksi, memiliki uang untuk menyogok petugas yang menyeleksi, memiliki katabelece atau surat sakti, dan seterusnya. Tanpa "roh memiliki" Anda "tidak mungkin" mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan.
Akibatnya, "roh memiliki" sangat kuat mengakar dalam budaya kita. Tanpa memiliki hal-hal tersebut, orang kehilangan keyakinannya untuk berhasil dalam kehidupan. Dan orang yang kehilangan keyakinan, pada hemat saya, telah kehilangan jati dirinya sendiri. Ia menjadi kelompok marginal, yang dipandang sebelah mata dan tidak diperlakukan sebagai manusia. "Roh memiliki" telah menyesatkan banyak orang.
Paradigma "baru" yang saya coba tawarkan menolak tegas hal tersebut. Untuk berhasil mencapai keinginannya, orang tidak harus memiliki lebih dulu. Tanpa gelar kesarjanaan, tanpa kemampuan berbahasa Inggris, tanpa koneksi, tanpa katabelece, tanpa uang sogok, dan tanpa keterampilan komputer, orang masih dimungkinkan untuk berhasil. Yang diperlukan adalah membangkitkan "roh keberhasilan" dalam diri kita.
"Roh keberhasilan" ini bersumber pada realitas kebenaran, fakta, dan sejarah manusia itu sendiri. Orang-orang yang berhasil ternyata meraih keberhasilannya lewat sebuah proses belajar yang tidak dikuasai oleh "roh memiliki". Lewat proses tersebut ia bertemu dengan "roh keberhasilan" sehingga mampu mendefinisikan makna sukses bagi dirinya. Dan dengan membangkitkan "roh keberhasilan" itu ia membuat keputusan-keputusan dan komitmen untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan keyakinannya sendiri yang, kadang kala, berbeda bahkan bertentangan dengan pandangan umum. (Andrias Harefa)
Untuk Direnungkan:
- Apa makna sukses bagi Anda?
- Paradigma mana yang menguasai Anda selama ini?
- Jikalau Anda masih dikuasai oleh "roh memiliki", punyakah Anda tekad untuk membebaskan diri dari belenggu itu dan membangkitkan "roh keberhasilan"?
0 komentar:
Posting Komentar