Sabtu, 23 Oktober 2010

Kehancuran Kota Hiroshima dan Nagasaki pada PD II


Enola Gay ialah nama pesawat pengebom yang pada Perang Dunia II menjatuhkan bom atom, bernama Little Boy ("Bocah Kecil") terhadap kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus dan Fat Man ("Orang Gemuk") terhadap kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945 di Kekaisaran Jepang. Pengeboman itu merenggut nyawa sekitar 80.000 jiwa manusia di Hiroshima dan 140.000 di Nagasaki.

Pesawat ini berjenis B-29 Superfortress dengan nomor seri B-2945-MO 44-86292 dan secara khusus dipilih oleh Kolonel Paul Tibbets saat dibuat di ladang milik Glenn L. Martin Company di Omaha, Nebraska. Sejak tahun 2003 sampai sekarang, Enola Fay dipamerkan di Steven F. Udvar-Hazy Center.

Pesawat ini diberi nama menurut ibu pilotnya Paul W. Tibbets.

 Little Boy
Little Boy adalah sebuah kode nama yang diberikan kepada senjata nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada hari Senin, 6 Agustus 1945. Dia dijatuhkan dari sebuah pesawat B-29 Flying Superfortress bernama Enola Gay yang dipiloti oleh Letkol. Paul W. Tibbets, dari sekitar ketinggian 9.450 m (31.000 kaki). Senjata ini meledak pada 8.15 pagi (waktu Jepang) ketika dia mencapai ketinggian 550 meter.

Little Boy merupakan senjata nuklir pertama dari dua yang pernah digunakan dalam perang.

Mk I "Little Boy" memiliki panjang 3 m, lebar 71 cm, dan berat 4000 kg. Rancangannya menggunakan aturan pistol untuk meledakan sub-massa kritikal uranium-235 dan tiga U-235 ring target bersamaan untuk menjadi super-massa kritikal, mengawali reaksi berantai nuklir. Dia terdiri dari 60 kg U-235, di mana 0,7 kg mengalami reaksi fissi. Uranium diperkaya di pabrik raksasa di Oak Ridge, Tennessee selama Proyek Manhattan.

Ledakan "Little Boy" menghasilkan 13 kiloton TNT, yaitu 5,5×1013 joule = 55 TJ (terajoule).

8:17 pagi, 6 Agustus 1945, waktu Jepang. Jam ini terhenti ketika bom nuklir "Little Boy" diledakan di Hiroshima, Jepang, dekat penghujung PDII.

Sekitar 70.000 orang meninggal sebagai akibat langsung dari ledakan. Korban berikutnya yang juga sangat banyak meninggal akibat jejatuhan nuklir dan kanker. Ibu yang sedang hamil kehilangan anaknya, atau mereka lahir dengan cacat. Pakaian terbakar ke dalam kulit.
Little Boy
Fat Man

Fat Man adalah nama kode dari bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat di Nagasaki, Jepang pada 9 Agustus 1945. Pada saat itu Fat Man merupakan bom nuklir kedua yang digunakan dalam perang serta merupakan ledakan nuklir buatan manusia yang ketiga.

 Fat Man

Pesawat Boeing B-29
Boeing B-29 Superfortress adalah pesawat pengebom berat dengan 4 mesin yang digunakan oleh United States Army Air Forces dalam Perang Dunia II, dan oleh militer di negara lain setelah itu. Nama "Superfortress" berasal dari model pendahulunya B-17 Flying Fortress.

B-29 Boeing Model 345 adalah salah satu pesawat terbesar yang berdinas selama PD II. Pesawat ini merupakan pesawat pengebom paling canggih pada masanya. Pesawat ini digunakan dalam pengeboman atas Kekaisaran Jepang dalam bulan terakhir PD II, Enola Gay membawa bom atom yang dijatuhkan dan menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki. B-29 tetap berdinas lama setelah perang selesai. Dari saat purna tugasnya pada tahun 1960-an, sekitar 3.900 pesawat telah dibangun.
Boeing B-29
Pilot Paul Wafrield Tibbets
Paul Warfield Tibbets, Jr. (Quincy, Illinois, Amerika Serikat, 23 Februari 1915–Columbus, Ohio, 1 November 2007) adalah seorang perwira AS yang terkenal sebagai pilot Enola Gay, pesawat yang menjatuhkan bom atom ("Little Boy") di atas kota Hiroshima di Jepang pada tanggal 6 Agustus 1945, pertama kalinya penjatuhan bom atom menimbulkan kematian massal warga sipil. Bom yang dijatuhkan Tibbets menewaskan 140.000 orang Jepang dengan seketika. Pesawat tempur Enola Gay mendapatkan namanya dari ibu Paul Tibbets. Setelah perang, Tibbets naik pangkat di US Air Force dari kolonel ke brigadir pada tahun 1959. Paul Tibbets pensiun dari kedudukan itu pada tanggal 31 Agustus 1966. Ia tak pernah menyesalkan pengeboman Hiroshima, dan mengatakan bahwa bila terjadi keadaan yang sama ia akan mengulanginya.


Setelah kematiannya mayatnya dikremasikan dan dimakamkan di tanah tak bernisan. Ia memastikan bahwa kuburannya takkan pernah bisa menjadi tempat peziarahan bagi penentang penggunaan senjata nuklir

Paul Wafrield Tibbets 


(Sumber : http://www.kaskus.us)


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More